PETA STUDI ISLAM DI PERGURUAN TINGGI DI DUNIA


Oleh:
Agus Miswanto, MA
[Aktivis Dakwah, Pengampu Mata Kuliah AIK di Universitas Muhammadiyah Magelang]

A.      Studi Islam di Negara-negara Non-Muslim

Kalau kita lihat, studi Islam di negeri-negeri non Islam, ada sedikit variasi. Kajian Islam di barat lebih menitik beratkan pada Islam sebagai sejarah bukan sebagai doktrin.

1.      Amerika
Di Chicago University, misalnya, studi Islam menekankan pada pemikiran Islam, bahasa Arab, naskah klasik dan bahasa-bahasa non-Arab. Secara organisatoris, studi Islam ini berada di bawah Pusat Studi Timur Tengah dan Jurusan Bahasa dan kebudayaan Timur Dekat.Di Amerika, studi-studi Islam pada umumnya memeng menekankan pada studi sejarah Islam, bahasa-bahasa Islam selain bahasa Arab, sastra dan ilmu-ilmu sosial, berada di bawah Pusat Studi Timur Tengah atau Timur Dekat.

Di University of California LA (UCLA), studi Islam dibagi pada empat komponen. Pertama, mengenai doktrin dan sejarah Islam, termasuk sejarah pemikiran Islam.Kedua, bahasa Arab, termasuk teks-teks klasik mengenai sejarah, hukum dan lain-lain. Ketiga, bahasa-bahasa non-arab yang muslim, seperti Turki, Urdu, Persia dan sebagainya,sebagai bahasa yang dianggap telah ikut melahirkan kebudayaan Islam. Keempat, ilmu-ilmu sosial, sejarah, bahasa Arab, bahasa-bahasa Islam, sosiologi dan semacamnya. Selain itu ada kewajiban menguasai secara pasif satu atau dua bahasa Eropa.
 
2.      Inggris
Di London, studi Islam digabungkan dalam School of Oriental and African Studies, fakultas mengenai studi Ketimuran dan Afrika, yang memiliki berbagai jurusan  Bahasa dan Kebudayaan Asia dan Afrika. Salah Satu Program studi di dalamnya adalah program MA tentang  masyarakat dan budaya Islam yang dapat dilanjutkan ke jenjang Doktor.

3.      Kanada
Di Kanada, studi Islam bertujuan pertama, menekuni kajian budaya dan peradaban Islam dari zaman Nabi Muhammad hingga masa kontemporer. Kedua, memahami ajaran Islam dan masyarakat muslim di seluruh dunia. Ketiga, mempelajari berbagai bahasa Muslin seperti bahasa Persia,Urdu dan Turki.

4.      Belanda
Di Belanda, studi Islam sampai setelah perang dunia Dua masih merupakan refleksi dari akar anggapan seperti Islam bermusuhan dengan Kristen dan pandangan Islam sebagai agama yang tidak patut di anut. Baru belakangan ada sikap yang lebih objektif seperti apa yang tertulis dalam berbagai brosur, studi Islam di Belanda lebih menekankan pada kajian Islam di Indonesia dan daerah-daerah tertentu, kurang menekankan pada aspek sejarah Islam itu sendiri.

B.    Studi Islam di Negara-Negara Muslim

Di negara-negara Muslim, studi Islam pada umumnya masih menitik beratkan pada Islam sebagai doktrin dan masih sedikit yang mengembangkan kajian Islam sebagai Islam produk sejarah. Walaupun akhir-akhir ini perkembangan Studi Islam sebagai sejarah cukup menggembirakan.

1.      Iran
Di Universitas Teheran, sudi Islam dilakukan dalam satu fakultas yang disebut Kuliyyat Ilahiyyat (fakultas Agama). Di Teheran juga ada Universitas Imam Sadiq yang mempelajari Islam dan ilmu umum sekaligus.
 
2.      Syria
Di Universitas Damascus yang memiliki banyak fakultas umum, studi Islam ditampung dalam Kulliyyatus Syariah (fakultas Syariah) yang di dalamnya ada program studi Usuluddin, Tasawuf, Tafsir dan seterusnya. 

3.      India
Di Aligarch University, studi Islam dibagi dua: Islam sebagai doktrin, dikaji dalam fakultas Usuluddin yang mempunyai dua jurusan mazhab Ahlus Sunnah dan Syiah.Sedangkan Islam sebagi sejarah, dikaji dalam fakultas humaniora dalam jurusan Islamic Studies yang berdiri sejajar dengan jurusan politik.

4.      Malaysia
Di Universitas Islam Internasional Malaysia, program studi Islam berada dibawah Kuliyyah of Revealed Knowlegde and Human Sciences (fakultas ilmu kewahyuan dan ilmu kemanusiaan) yang memiliki jurusan kewahyuan dan warisan Islam, psikologi,sosiologi,filsafat, ilmu politik dan lain-lain. Di fakultas lain, yaitu fakultas ekonomi dan menejemen terdapat mata kuliyah keislaman seperti, Fiqih untuk ekonomi, pemikiran ekonomi Islam, system finansial Islam dan lain-lain.  

5.      Mesir
Di Universitas Al-Azhar, ada beberapa fakultas, fakultas Usuluddin, fakultas hukum(Islamic Jurispruden and Law), fakultas bahasa Arab(Faculty of Arabic Language), fakultas studi Islam dan Arab(Faculty of Islamic and Arabic Studies), fakultas dakwah,fakultas tarbiyah,fakultas bahasa dan tarjamah, fakultas sains, fakultas kedokteran, fakultas pertanian,fakultas ekonomi dan tehnik.

C    Studi Islam di Indonesia

1       Perguruan Tinggi

1.1. Perguruan Tinggi Islam Negeri [UIN, IAIN, STAIN]:

1.      Fakultas Adab (Sastra Arab dan Sejarah Kebudayaan Islam)

2.      Fakultas Dakwah (Komunikasi dan Penyiaran Islam, Manajemen Dakwah, Bimbingan dan Penyuluhan Islam, Pengembangan Masyarakat Islam)

3.      Fakultas Syariah (Hukum keluarga Islam, Siyasah dan Jinayat (Tatanegara dan Pidana Islam), Perbandungan Mazhab dan hukum, Muamalat)

4.      Fakultas Tarbiyah (Pendidikan Agama Islam, Pendidikan bahasa Arab dan Kepen agama Islam).

5.      Fakultas ushuludin (tafsir hadis, Perbandingan Agama, Aqidah dan Filsafat Islam)

1.2. Universitas Umum
Studi Islam difokuskan dalam rangka untuk pengembangan kepribadian dan masuk dalam mata kuliah MKDU yang hanya memiliki muatan 2 SKS. 

2       Perguruan Tinggi Muhammadiyah

Di Perguruan Tinggi Muhammadiyah, khususnya di Universitas Muhammadiyah Magelang, studi Islam untuk fakultas non-Agama ditangani dibawah koordinasi Pusat Pembinaan dan Pengembangan Studi Islam (P3SI). Studi Islam sementara ini dibagi dalam empat matakuliah wajib dan dua matakuliah prasyarat. Yang rincianya adalah sebagai berikut:

No
Mata Kuliah
SKS
Smstr
keterangan
1
Mentoring Al-Qur’an
0
I
MK Prasyarat
2
Studi Islam 1(Keyakinan dan Etika Islam)
2
II

3
Studi Islam  2 (Pranata sosial Islam)
2
III

4
Kuliah Ibadah
0
IV
MK Prasyarat
5
Studi Islam III (Sejarah Islam&Kemuhammadiyahan)
2
V

6
Studi Islam IV (Islam untuk Disiplin Ilmu)
2
VI

D.     Penutup

Peradaban global saat ini sedang mengalami problem yang sangat pelik karena berangkat dari nilai-nilai yang keliru secara syar’i. Untuk itu, perlu adanya tata nilai baru untuk menggantikan nilai-nilai lama yang sudah tidak relavan lagi.     Islam dapat menjawab permasalahan global saat ini manakala umat manusia mau menerimanya sebagai sebuah solusi. Untuk itu, kajian-kajian yang secara konprehensif sangat diperlukan untuk menjawab berbagai tuduhan-tuduhan minor atau penolakan yang tanpa dasar.

No comments: