Agus Miswanto, MA
1. Pendahuluan
Pemahaman
tasyri pada zaman Nabi SAW tidak dapat dilepaskan dari pembabakan periode
tasyri pada zaman ini. Dengan pemahaman yang baik terhadap periode yang
berkembang pada zaman tersebut, membantu kaum muslimin untuk memahami syariat
islam secara konprehensif. Dilihat dari pembabakan dalam sejarah, periode
tasyri pada zaman nabi dibedakan dalam dua periode, yaitu Makah dan Madinah.
a) Makiyyah adalah segala ayat yang diturunkan di Makkah, Madaniyyah adalah
segala ayat yang diturunkan di Madinah
b) Makkiyyah adalah segala ayat yang diturunkan sebelum hijrah sekalipun
turunya di Madinah; madaniyyah adalah segala ayat yang turun setelah hijrah
sekalipun turunya di Makkah.
c) Makkiyyah adalah segala ayat yang khitabnya kepada penduduk Makkah (ya
ayyuhan Nas); Madaniyyah adalah segala ayat yang khitabnya ditujukan kepada
penduduk Madinah (ya ayyuhal ladzina amanu).
Al Qur’an diturunkan menjadi
petunjuk dan pedoman hidup manusia. Ayat demi ayat yang diterima oleh
Rasulullah saw., diterangkan dan dijabarkan lebih jauh oleh beliau yang
kemudian diamalkan oleh kaum muslimin. Pada masa kenabian, terdapat dua periode
pembinaan hukum Islam, yaitu periode Makkah dan periode Madinah.
2. Tantangan Dakwah Makah
Rasulullah saw melaksanakan tugas risalahnya selama 13
tahun di Mekah dan 10 tahun di Madinah. Dakwah dalam periode Mekah ditempuh
melalui tiga tahap. Tahap pertama adalah dakwah secara diam-diam. Yang menjadi
dasar dimulainya da’wah ini adalah Surat al-Muddatstsir ayat satu sampai tujuh.
Dalam tahap ini Rasulullah mengajak keluarga yang tinggal serumah dan
sahabat-sahabat terdekatnya agar meninggalkan agama berhala dan beribadah hanya
kepada Allah semata. Dalam fase ini yang pertama menyatakan beriman adalah
Khadijah, Ali ibn Abi Thalib dan Zaid ibn Haritsah. Dari kalangan sahabat, Abu
Bakar lah yang segera menyatakan keimanannya, kemudian diikuti oleh Utsman ibn
Affan, Zubair ibn Awam, Saad ibn Abi Waqqash, Thalhah ibn Ubaidillah, Abd
al-Rahman ibn Auf, Abu Ubaidah ibn Jarrah, Argam ibn Abi al-Arqam, Bilal ibn
Rabah dan beberapa penduduk Mekah yang lain. Rasulullah mengajarkan Islam
kepada mereka di rumah Arqam ibn Abi al-Arqam. Mereka menjalankan ajaran agama
baru ini secara sembunyi-sembunyi sekitar tiga tahun lamanya.
Tahap kedua adalah dakwah semi terbuka. Dalam tahap ini Rasulullah
menyeru keluarganya dalam lingkup yang lebih luas berdasarkan Surat al-Syu’ara
ayat 214. Yang menjadi sasaran utama seruan ini adalah Bani Hasyim. Sesudah itu
Rasulullah memperluas jangkauan seruannya kepada seluruh penduduk Mekah setelah
turun ayat 15 Surat al-Hijr. Langkah ini menandai dimulainya tahap ketiga,
yaitu da'wah terbuka. Sejak saat itu Islam mulai menjadi perhatian dan
pembicaraan penduduk Mekah. Dalam pada itu, Rasulullah terus meningkatkan
kegiatannya dan memperluas jangkauan seruannya, sehingga tidak lagi terbatas
kepada penduduk Mekah, melainkan kepada setiap orang yang datang ke Mekah
terutama pada musim haji.
Ketika gerakan Rasulullah makin meluas, jumlah pengikutnya
bertambah banyak dan seruannya makin tegas dan lantang, bahkan secara
terang-terangan mengecam agama berhala dan mencela kebodohan nenek moyang
mereka yang memuja-muja berhala itu. Orang-orang Quraisy terkejut dan marah.
Mereka bangkit menentang dakwah Rasulullah dan dengan berbagai macam cara
berusaha menghalang-halanginya. Menurut Syalabi ada lima faktor yang
menyebabkan orang Quraisy menentang da'wah Rasulullah, yaitu:
1)
Persaingan pengaruh dan kekuasaan. Mereka belum
bisa membedakan antara kenabian dengan kerajaan. Mereka mengira memenuhi seruan
Rasulullah berarti tunduk kepada Abd al-Muthalib. Hal ini, menurut anggapan
mereka, akan menyebabkan suku-suku Arab kehilangan pengaruhnya dalam
masyarakat.
2)
Persamaan derajat. Rasulullah
mengajarkan persamaan derajat di antara umat manusia. Hal ini berlawanan dengan
tradisi Arab jahiliah yang membeda-bedakan derajat manusia berdasarkan
kedudukan dan status sosial. Bangsawan Quraisy belum siap menerima ajaran yang
akan meruntuhkan tradisi dan dasar-dasar kehidupan mereka.
3) Takut dibangkitkan setelah mati. Gambaran
tentang kebangkitan kembali setelah mati sebagaimana diajarkan Islam, sangat
mengerikan di mata pemimpin-pemimpin Quraisy. Oleh karena itu mereka enggan memeluk
Islam yang mengajarkan, bahwa manusia akan dibangkitkan kembali dari
kematiannya untuk mempertanggung-jawabkan seluruh amal perbuatannya sewaktu
hidup di dunia.
4)
Taklid kepada nenek moyang. Bangsa Arab
jahiliah menganggap, bahwa tradisi nenek moyang merupakan sesuatu yang mutlak
dan tidak boleh diganggu gugat. Terlampau berat bagi mereka meninggalkan agama
nenek moyangnya, apalagi yang diajarkan Rasulullah itu bertolak belakang dengan
keyakinan yang mereka anut.
5)
Perniagaan patung. Larangan
menyembah patung dan larangan memahat dan memperjualbelikannya merupakan
ancaman yang akan mematikan usaha pemahat dan penjual patung. Lebih dari itu,
para penjaga Ka'bah juga tidak mau kehilangan sumber penghasilan dan pengaruh
yang diperoleh dari jasa pelayanan terhadap orang-orang yang datang ke Mekah
untuk menyembah patung. [7]
Penolakan kaum Quraisy terhadap Islam mendorong Rasulullah lebih
mengintensifkan da'wahnya. Semakin tegas dan lantang Rasulullah menda'wahkan
Islam, semakin keras permusuhan yang dilancarkan orang-orang Quraisy terhadap
beliau dan para pengikutnya. Bermacam cara mereka tempuh untuk menghentikan
dakwah Rasulullah dan membendung pertumbuhan agama baru ini, mulai dari
bujukan, ancaman, intimidasi, bahkan penyiksaan fisik. Tidak sedikit sahabat
Rasulullah yang menjadi korban kemarahan kaum Quraisy itu. Terhadap Rasulullah
sendiri mereka tidak berani melakukan gangguan fisik karena kedudukan beliau
sebagai bangsawan Quraisy dan dilindungi oleh Abu Thalib, bahkan, atas
permintaan Abu Thalib, dilindungi oleh Bani Hasyim dan Bani Muthalib,
kendatipun umumnya mereka waktu itu belum masuk Islam.
Kebencian musyrikin Quraisy terhadap Rasulullah makin meningkat
manakala mereka menyaksikan penganut Islam terus bertambah. Tidak hanya
penghinaan yang kemudian ditimpakan kepada Rasulullah, melainkan juga rencana
pembunuhan yang disusun oleh Abu Sufyan. Termasuk sahabat Rasulullah yang menjadi
sasaran kemarahan kaum Quraisy adalah Abdullah ibn Mas'ud, Bilal ibn Rabah
seorang budak yang oleh Rasulullah dijuluki buah permata dari Habsyi, bahkan
dua orang budak mati menjalani siksaan, salah satunya budak perempuan, karena
tidak mau meninggalkan Islam. Menghadapi tekanan berat itu Rasulullah menganjurkan
para pengikutnya untuk mengungsi ke Habsyi. Dipilihnya Habsyi karena Negus,
penguasa negeri itu, terkenal adil dan bijaksana. Berangkatlah ke sana 10 orang
laki-laki dan empat orang perempuan, di antaranya Mus'ab ibn Umair. Peristiwa
ini terjadi pada tahun 615. Beberapa bulan setelah itu berangkat pula 81 orang
laki-laki, 18 orang perempuan dan beberapa orang anak-anak. Termasuk dalam
rombongan ini, Utsman ibn Affan dan isterinya Ruqayah binti Rasulullah.
Mengetahui hal ini, musyrikin Quraisy mengutus Amr ibn Ash dan Abdullah ibn Abi
Rabi'ah ke Habsyi, memohon kepada Negus agar menyerahkan para sahabat
Rasulullah itu kepada mereka, namun tidak berhasil. Dalam tahun yang penuh
ketegangan ini, dua orang tokoh Quraisy yaitu Hamzah ibn Abd al-Muthalib dan
Umar ibn Khathab masuk Islam. Kaum Quraisy sadar, bahwa umat Islam sekarang
bukan lagi kelompok yang lemah, melainkan kelompok yang secara potensial makin
hari makin kuat dengan terus bertambahnya penganut Islam dari kalangan
terpandang.
Kegagalan musyrikin Quraisy menghentikan da'wah Rasulullah antara
lain karena Rasulullah dilindungi Bani Hasyim dan Bani Muthalib. Menyadari hal
ini mereka memboikot dua keluarga besar pelindung Rasulullah itu, dengan memutuskan
hubungan mereka dengan pihak luar berkenaan dengan perkawinan, jual beli,
ziarah menziarahi dan lain-lain. Keputusan tertulis tentang larangan ini
digantungkan pada dinding Ka'bah. Rasulullah dan para pengikutnya serta Bani
Hasyim dan Bani Muthalib terpaksa menyingkir ke Syi'ib, dan hanya bisa
berhubungan dengan pihak luar pada bulan-bulan haji. Pemboikotan ini
berlangsung tiga tahun dan baru berakhir ketika Zuhair ibn Umayyah dan beberapa
kawannya mengambil surat pemboikotan itu dari Ka'bah dan merobeknya.
Belum lagi sembuh kepedihan yang dirasakan oleh Rasulullah akibat
pemboikotan itu, Abu Thalib, paman beliau, dan Khadijah, isteri beliau,
meninggal dunia. Oleh karena itu, tahun itu dikenal dengan ‘am al-huzn, tahun kesedihan. Dengan
meninggalnya dua orang pembela Rasulullah yang setia itu, orang-orang Quraisy
semakin berani melakukan penghinaan, bahkan penganiayaan terhadap beliau. Dalam
pada itu, Rasulullah mencoba pergi ke Thaif untuk menyampaikan da’wah kepada
para pemuka kabilah di sana. Upaya ini gagal dan bahkan mereka mengusir beliau
dari sana.
Pada saat-saat menghadapi ujian berat, Rasulullah diperintahkan
untuk melakukan perjalanan malam dari Masjid al-Haram di Mekah ke Bait
al-Maqdis di Palestina, kemudian dinaikkan menembus langit sampai ke Sidrah
al-Muntaha. Di situlah Rasulullah menerima syari'at kewajiban shalat fardlu
lima kali sehari semalam. Peristiwa ini dikenal dengan Isra dan Mi'raj yang
terjadi pada malam 27 Rajab tahun 11 sesudah kenabian. Isra dan Mi'raj di
samping memperkuat iman dan mengokohkan batin Rasululah menghadapi ujian berat
berkaitan dengan misi risalahnya, juga menjadi batu ujian bagi kaum muslimin
apakah mereka mempercayainya atau mengingkarinya. Bagi kaum kafir Quraisy,
peristiwa itu menjadi bahan untuk mengolok-olokan beliau bahkan menuduhnya
sebagai manusia yang berotak tidak waras.
3. Karakteristik Makah
a)
Karakteristik Ssiologis
Ciri
(karakteristik) Sosiologis Makah, pertama: jumlah masyarakat Islam sangat
sedikit; kedua, Karena sedikit, mereka lebih lemah dibanding musuh-musuhnya;
dan Ketiga, Karena lemah mereka dikucilkan oleh penentangnya. Sementara dilihat
dari sisi wahyu, karakteristik makiyyah
adalah sebagai berikut:
a) Setiap ayat yang dimulai dengan seruan “Ya ayyuhan nas” kecuali QS Alhajj.
b)
Setiap surat yang dimulai dengan fawatihus suwar (Huruf al-muqatha’ah), kecuali Albaqarah
dan Ali Imran
c) Setiap
surat yang memuat kisah nabi Adam bersama Iblis/syaitan, kecuali kisah Nabi
Adam di QS Albaqarah
d)
Setiap
surat yang menyebutkan kisah2 terdahulu dan azab yang ditimpakan kepada mereka
e) Makkiyah
pada umumnya suratnya pendek dengan bahasa yang tegas dan mempunyai balaghah
yang tinggi.
b)
Karakteristik Materi
Dakwah
Sementara
dilihat dari sisi orentasi materi dakwah syariat yang diturunkan dan disampaikan oleh
Nabi SAW, paling tidak ada dua materi utama, yaitu:
Tahap awal dari orientasi islam
adalah memenuhi aqidah yang merupakan landasan utama yang akan menjadi dasar
bagi semua aspek kehidupan masyarakatnya. Aqidah berbicara tentang kepercayaan
kepada Allah SWT., kepada hari akhir, kepada malaikat, kepada rasul, dan kepada
qada dan qadar dari Allah.
b) Orientasi akhlak
Periode Makkah sebagai periode
penanaman akhlak. Disamping itu, penghapusan sedikit demi sedikit moral bejat
mereka, menghapus kebiasaan-kebiasaan jelek yang telah mendarah daging di
kalagan mereka. Sementara itu akhlak berbicara tentang larangan membunuh,
larangan mengurangi timbangan dan menjauhi perilaku tercela. Inilah yang
diutamakan Nabi dalam dakwahnya. Ini merupakan awal pembentukan hukum Islam
yang menggunakan Al Qur’an sebagai sumber atau dasarnya.
4. Peran dan Fungsi Nabi saat di
Mekah
Nabi
Muhammad sebagai guru utama
umat Islam dalam pengajaran ajaran Allah SWT di tempat-tempat yang masih sangat terbatas
seperti rumah
Nabi SAW, darul
Arqam (Rumah Al-Arqam) , dan tempat-tenpat lain.
Sementara dilihat dari peserta, adalah para
sahabat dan utusan kabilah. Dan dari kalangan para Sahabat yang terdiri dari Kelompok Penulis, Kelompok Penghafal,
Kelompok Pengajar Seperti Khabbab pengajar untuk Keluarga Umar, Ibn Mas’ud untuk penduduk Kota Makah, Mus’ab Bin Umair yang
sengaja dikirim oleh Nabi ke Kota Madinah.
Dan di
antara sahabat-sahabat Nabi SAW yang menjadi
peserta aktive pembinaan Nabi adalah Abdullah bin al-Arqom; Abdullah bin Sa’d
bin al-‘As; Abdurrahman Bin Auf; Abu Bakr As-Shidiq; Abu Salama; Abu Ubaidah;
Ali bin Abi Thalib; Fatimah (sdr Pr Umar); Ibn Mas’ud; Ibn Umi Maktum; Khabbab;
Khalid bin said bin al-‘As; Mus’ab bin Umair; Rafi’ bin Malik al-Anshari; Sa’ad
bin Abi Waqqas; Said Bin Zaid; Talha; Utsman Bin Affan; Utsman bin Ma’zum;
Zubair bin Awwam, dan lain-lain.
5. Surat-Surat yang turun Periode Makah
Menurut
sebagian ulama, bahwa surat-surat al-qur’an yang turun pada saat di Mekah cukup
banyak, hamper 2/3 surat al-Quran turun di Mekah, yaitu berjumlah sekitar 86
Surat:
Tabel:
Daftar Surat Makiyah
[Ket: Nzl=Nuzul/Turun; Msf=Mushaf]
SURAT
|
Urut
|
SURAT
|
Urut
|
SURAT
|
Urut
|
SURAT
|
Urut
|
SURAT
|
Urut
|
||||||
Nzl
|
Msf
|
Nzl
|
Msf
|
Nzl
|
Msf
|
Nzl
|
Msf
|
Nzl
|
Msf
|
||||||
Al-Alaq
|
1
|
98
|
Al-Falaq
|
19
|
113
|
Sad
|
37
|
38
|
As-Shaffat
|
55
|
37
|
As-Sajadah
|
73
|
32
|
|
Al-Qolam
|
2
|
68
|
An-Nas
|
20
|
114
|
Al-A’raf
|
38
|
7
|
Luqman
|
56
|
31
|
At-Tur
|
74
|
52
|
|
Al-Muzamil
|
3
|
73
|
Al-Ikhlas
|
21
|
112
|
Al-Jin
|
39
|
72
|
Saba’
|
57
|
32
|
Al-Mulk
|
75
|
67
|
|
Al-Mudatsir
|
4
|
74
|
An-najm
|
22
|
53
|
Yasin
|
40
|
36
|
Az-zumar
|
58
|
39
|
Al-Haqqah
|
76
|
69
|
|
Al-Lahab
|
5
|
111
|
‘Abasa
|
23
|
80
|
Al-Furqon
|
41
|
25
|
Al-Mu’min
|
59
|
40
|
Al-Ma’arij
|
77
|
70
|
|
Al-fatihah
|
6
|
1
|
Al-Qadr
|
24
|
97
|
Fatir
|
42
|
35
|
Fussilat
|
60
|
41
|
‘Amma
|
78
|
78
|
|
At-Takwir
|
7
|
81
|
Asy-Syams
|
25
|
91
|
Maryam
|
43
|
19
|
Asy-Syura
|
61
|
42
|
An-Nazi’at
|
79
|
79
|
|
Al-A’la
|
8
|
87
|
Al-Buruj
|
26
|
85
|
Taha
|
44
|
20
|
Az-Zuhruf
|
62
|
43
|
Al-Infithar
|
80
|
82
|
|
Al-Lail
|
9
|
92
|
At-Tin
|
27
|
95
|
Al-Waqi’ah
|
45
|
56
|
Ad-Dukhan
|
63
|
44
|
Al-Insyiqaq
|
81
|
84
|
|
AL-Fajr
|
10
|
89
|
Quraisy
|
28
|
106
|
Asy-Syua’ara
|
46
|
26
|
Al-Jasiyah
|
64
|
45
|
Ar-Rum
|
82
|
30
|
|
Ad-Dhuha
|
11
|
93
|
Al-Qari’ah
|
29
|
101
|
An-Naml
|
47
|
27
|
Al-Ahqaf
|
65
|
46
|
Al-‘Ankabut
|
83
|
29
|
|
Al-Insyirah
|
12
|
94
|
Al-Qiyamah
|
30
|
75
|
Al-Qasas
|
48
|
28
|
Az-Zariyat
|
66
|
51
|
At-Takatsur
|
84
|
102
|
|
Al-Asr
|
13
|
103
|
Al-Humazah
|
31
|
104
|
Al-Isra’
|
49
|
17
|
Al-Ghasiyah
|
67
|
88
|
Al-Mu’minun
|
85
|
23
|
|
Al-adiyat
|
14
|
100
|
Al-Mursalat
|
32
|
77
|
Yunus
|
50
|
10
|
Al-Kahfi
|
68
|
18
|
At-Tatfif
|
86
|
83
|
|
Al-Kautsar
|
15
|
108
|
Qaf
|
33
|
50
|
Hud
|
51
|
11
|
An-Naml
|
69
|
16
|
||||
Al-Maun
|
16
|
107
|
Al-Balad
|
34
|
90
|
Yusuf
|
52
|
12
|
Nuh
|
70
|
71
|
||||
Al-Kafirun
|
17
|
109
|
At-Tariq
|
35
|
86
|
Al-Hijr
|
53
|
15
|
Ibrahim
|
71
|
14
|
||||
Al-Fil
|
18
|
105
|
Al-Qamar
|
36
|
54
|
Al-An’am
|
54
|
6
|
Al-Anbiya’
|
72
|
21
|
1 comment:
Post a Comment