Ustadz Agus Miswanto, MA
(Ketua Majelis
Tarjih dan Tajdid PDM Kab Magelang)
Disampaikan
pada pengajian Ahad pagi PCM Kajoran pada 01 Dsember 2019, di Masjid al-Jihad
SMP Muhammadiyah Sambak, Kajoran.
QS al-Nashr: 1-3
إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ
وَالْفَتْحُ ﴿١﴾ وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا
﴿٢﴾ فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ ۚ
إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا ﴿٣﴾
Apabila telah datang pertolongan
Allah dan kemenangan, (1)
dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, (2)
maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat. (3)
1) Pendahuluan
Al-Nashr
merupakan surat terpendek, surat madaniyah tetapi diturunkan di Mekah, yang menurut
Ibn Abbas merupakan surat terakhir diturunkan oleh Allah SWT pada pertengahan
hari-hari tasyriq haji wada’. Ibn Umar menceritakan bahwa surat ini turun di
mina ketika Nabi SAW mengerjakan hajji wada’, sesudah itu turun firman Allah
SWT QS al-Maidaih [5]: 3. Nabi hidup 80 hari setelah ayat ini turun, kemudian
turun ayat kalalah, dan sisa umur hidup nabi SAW 50 hari kemudian. Kemudian
turun firman Allah SWT QS al-Taubah [9]: 128, maka sisa hidup Nabi SAW 35 hari.
Kemudian turun Firman Allah SWT QS al-Baqarah [2]: 281, maka sisa hidup Nabi
SAW sesudahnya hanya 20 hari.
2) Tanda Ajal Rasulullah SAW Sudah
Dekat
Ketika turun ayat ini, banyak sahabat
yang tidak bisa menangkap rahasia di dalam balik ayat tersebut, hanya beberapa
sahabat yang memiliki kecerdasan spiritual yang mampu dan memahami kandungan ayat
tersebut, diantara sahabat tersebut adalah Ibn Abbas RA. Salah seorang sahabat
nabi yang pernah didoakan oleh nabi SAW saat masih kecil untuk menjadi orang
yang faham dalam agama. Doa beliau adalah :Allahumma faqih-hu fi-ddin
(Ya Allah jadikanlah dia (Ibn Abbas) orang yang pakar/faham dalam bidang agama
(HR Bukhari dan Muslim). Syaikh Utsaimin dalam tafsirnya, Tafsir Juz Amma,
menjelaskan bahwa ketika turun surat ini banyak orang mendekat dan bertanya
kepada Ibn Abbas RA. Maka suatu ketika Umar, dan para sahabat besar muhajirin
dan ansor berkumpul bersama untuk mendengarkan apa yang akan dijelaskan oleh
Ibn Abbas RA. Ibn Abbas bertanya kepada para sahabat: “apa yang kalian fahami
dari ayat ini? Sebagian sahabat hanya menagkap makna lahir dari surat tersebut,
mereka menjawab: “kami diperintahkan untuk bertahmid dan beristigfar, ketika
kami mendapatkan kemenangan; sementara sebagaian yang lain menjawab: “kami
tidak tahu”; sementara yang lainnya lagi hanya terdiam saja. Kemudian Umar RA
bertanya kepada Ibn Abbas: “Wahai Ibn Abbas apa tafsirmu? Ibn Abbas Menjawab:”
Wahai amirul mu’minin, itu adalah tanda ajalnya Rasulullah SAW, yang mana Allah
SWT memberitahukan kepada banginda Nabi SAW.” Kemudian umar berkata: “Demi
Allah Sungguh aku tidak tahu, kecuali apa yang telah engkau informasikan itu”.
Berdasarkan beberapa hadis, bahwa
pengetahuan Ibn Abbas sesungguhnya berdasarkan informasi langsung dari
Rasulullah yang disampaikan kepada Fatimah RA.
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: لَمَّا
نَزَلَتْ ] إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللهِ وَالْفَتْحُ} [النصر:
1{ دَعَا
رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاطِمَةَ فَقَالَ: «إِنَّهُ
قَدْ نُعِيَتْ إِلَيَّ نَفْسِي» فَبَكَتْ
فَقَالَ لَهَا: «لَا
تَبْكِي فَإِنَّكِ أَوَّلُ أَهْلِي لَاحِقٌ بِي» فَضَحِكَتْ
فَرَآهَا بَعْضُ أَزْوَاجُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ
لَهَا: رَأَيْتُكِ بَكَيْتِ وضَحِكْتِ، قَالَتْ: إِنَّهُ
قَالَ لِي: «قَدْ
نُعِيَتْ إِلَيَّ نَفْسِي» فَبَكَيْتُ، فَقَالَ: «§لَا
تَبْكِينَ، فَإِنَّكِ أَوَّلُ أَهْلِي لَاحِقٌ بِي» فَضَحِكْتُ.
رواه الطبراني
Ibn
Abbas menceritakan: “tatkala turun Surat al-Nashr ini, Rasulullah SAW
mengundang Fatimah, kemudian Rasulullah bersabda: “Sungguh telah diberitakan
tanda kematianku”, maka (Fatimah) pun menangis, kemudian Rasulullah bersabda:
“janganlah menangis, sesungguhnya engakau adalah keluargaku pertama yang akan
menemuiku. Kemudian (Fatimah) tertawa. Sebagian istri Nabi SAW melihat kejadian
itu, kemudian bertanya: “aku melihatmu menangis dan tertawa ada apa? (Fatimah)
menjelaskan: “(nabi) berkata kepadaku, bahwa tanda kematian telah memberikan
sinyal kepadanya, maka aku menangis. Kemudian beliau bersabda: “jangalah
menangis, engakau adalah kelaurga pertama yang menemuiku”, maka aku tertawa. (HR al-Tabrani)
Sesudah
turun surat ini, Rasulullah SAW semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT
dengan memperbanyak ibadah kepada-Nya. Imam al-Bukhari dan Imam Muslim
menceritakan dalam kitab sahihnya, bahwa dalam setiap ruku’ dan sujud, pada
saat menjelang wafatnya Rasulullah SAW memperbanyak bacaan “subhanaka-llahumma
rabbana wa bihamdika, allahumaghfirli (maha suci engkau ya Allah Tuhan kami
dan dengan segala puji-Mu, Ya Allah ampunilah aku).”
3) Sang Nabi Pemaaf
Fathu mekah merupakan tonggak
kemenangan agama Allah SWT. Peristiwa ini terjadi pada bulan Ramadhan tahun ke
delapan hijrah. Sebab utamanya adalah tatakala nabi SAW melakukan perjanjian
Hudaibiyah dengan kaum Quraish, pada tahun ke enam hijrah, tetapi dikemudian
hari pihak Quraish melakukan pengkhianatan terhadap perjanjian damai ini. Pengkhianatan
kaum quraish, menyebabkan Nabi SAW harus mengahadapi orang-orang Quriash dengan
berperang. Nabi SAW membawa sekitar 10 ribu pasukan keluar madinah, seraya
berdoa kepada Allah SWT supaya orang-orang Quraisy tidak memiliki kemampuan
dalam menghadapi mereka. Rasulullah SAW memasuk Mekah pada hari ke-20 Ramadhan
pada tahun 8 Hijrah, dengan mendapatkan kemenangan yang gemilang. Pada
akhirinya, orang-orang Quraish berkumpul di sekitar ka’bah, kemudian Rasulullah
berdiri di pintu Ka’bah, sementara orang-orang Quraish berada di bawah sambil
menunggu apa yang mau dilakukan oleh Nabi SAW. Sambil berpegang pada pintu
Ka’bah, Nabi SAW bersabda: “Wahai orang-orang Quraish! Apa yang kalian sangka
terhadap apa yang akan aku lakukan kepada kalian?” Selama lebih dari delapan
tahun mereka telah menjadi musuh nabi yang paling bersemangat, tetapi sekarang
meraka di bawah kendali dan pengawasan Nabi SAW. Nabi mengulangi lagi
pertanyaanya: “Apa yang kalian sangka terhadap apa yang akan aku lakukan
terhadap kalian? Mereka menjawab dengan serentak: “kebaikan, engkau adalah
saudara kami yang mulia, anak saudara kami yang mulia”. Nabi bersabda: “Sungguh
aku mengatakan kepada kalian sebagaimana Yusuf mengatakan kepada
saudara-saudaranya”.
لَا
تَثْرِيبَ عَلَيْكُمُ الْيَوْمَ ۖ
يَغْفِرُ اللَّهُ لَكُمْ ۖ
وَهُوَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ ﴿٩٢﴾
"Pada hari ini tak ada cercaan
terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu), dan Dia adalah Maha
Penyayang diantara para penyayang". (QS
Yusuf [12]: 92)
Nabi SAW memberikan maaf kepada
orang-orang Quraish yang selama ini menyakiti beliau, mengusir, memerangi
beliau, menghujani pedang, tombak dan anak panah. Tetapi hati Nabi SAW yang
penuh rahmat, kasih sayang, lembut, tidak memiliki dendam sedikitpun, beliau
bersabda: “"اذهبوا فأنتم الطلقاء (Pergilah kalian, sekarang kalian bebas). Ungkapan
nabi inilah yang menjadikan hati orang Quraish gemetar, seolah mereka tidak
percaya. Orang yang selama ini mereka musuhi telah membebaskan mereka tanpa
syarat apapun. Prilaku mulia nabi inilah yang kemudian mengundang orang
berbondong-bondong memeluk Islam.
Orang-orang
kafir Quraish memerangi rasulullah dengan mengirim pasukan ke Madinah sebanyak
11 kali, yaitu: Perang al-Abwa (2H), Buwats (2H), perang Shafwan/Badr I (2H),
perang Usyairah (2H), Badar II (2 H), perang al-Suwaiq (2H), Perang Uhud (3 H),
Perang Hamaraul asad (3), Perang badar III (4H), perang Ahzab/Khandaq (5 H),
dan perang Hudaibiyah (6H). Rasulullah hanya sekali saja membawa pasukan untuk
menaklukan Mekah sebagai respon terhadap permusuhan orang-orang Quraish.
4) Fathu Mekah dan Islamnya Seluruh
Arab
Mekah merupakan simbol spiritual,
ketika Mekah dapat ditaklukan merupakan kunci bagi kemenangan Islam. Hal ini
sudah di isyaratkan oleh Allah SWT ketika memerintahkan perubahan arah kiblat
dari al-Aqso di palestina ke masjid al-haram di Mekah (QS al-Baqarah [2]: 144, 149, 150). Allah SWT juga menceritakan
tentang kisah Nabi Musa bahwa kemenangan itu didapatkan ketika orang-orang
beriman yang berperang itu bisa memasuki pintu gerbang kota (QS al-Maidah: 23).
Allah SWT juga menggambarkan tentang pemberian kemenangan kepeda Nabi SAW
dengan kemenangan yang besar (QS al-Fath: 1-3). Demikian juga Allah SWT akan
mengembalikan orang-orang yang melaksanaan hukum Allah ke daerah asal mereka
(QS al-Qasas: 58). Bahkan Allah SWT memastikan kepada Nabi SAW, bahwa beliau
akan memasuki kota Mekah dengan mencukur rambut dalam rangka untuk ibadah haji kepada
Allah SWT (QS al-Fath: 27).
Pada
tahun 8 H, merupakan pemenuhan janji Allah SWT, yaitu kemenangan Mekah dicapai,
kekufuran dan kemusyrikan dikalahkan, kemudian berbondong-bondongnya
orang-orang Arab untuk setia dan memeluk Islam. Utusan-utusan kabilah, suku,
pembesar-pembesar Arab berdatangan silih berganti menyatakan diri sebagai orang
yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya. Oleh karena itulah, tahun ke-9 Hijrah
dikenal sebagai ‘ammul wufud (tahun para utusan), dimana banyak utusan
yang datang menemui nabi SAW dan menyatakan untuk setia kepada keimanan Islam.
5) Bertasbih dan beristighfar
karena pertolongan Allah
Ketika
syariat diturunkan pada periode awal kepada Nabi SAW, Allah mengingatkan untuk
bersabar (QS al-Insan: 23 dan 24). Karena syariat yang duturunkan kepadanya,
berkonsekuensi pada beban tabligh dan tatbiq dalam kehidupan
sehari-hari, tentunya memunculkan banyak tantangan yang harus dihadapi. Ketika
mendapati kemenangan dan pertolongan Allah SWT, Allah memerintahkan untuk
bertasbih dan beristighfar (QS al-nashr: 3). Perintah bertasbih memberikan
penegasan bahwa kemenagan yang datang jangan sampai menjadikan manusia lupa
akan kodratnya sebagai hamba Allah SWT, yang mana kesucian, pujian, penyembahan
hanya untuk Allah SWT semata bukan untuk manusia. Dan perintah istighfar memberikan pelajaran
bahwa setiap kemenangan yang dicapai adalah karena pengorbanan banyak orang,
termasuk orang-orang mustad’afin (lemah), dan kemungkinan juga terdapat
perbuatan-perbuatan zalim terhadap pihak lain. Oleh karena itu, seorang nabi
yang suci diajarkan untuk memohon ampun kepada Allah, sebagai ibrah kepada
manusia, apalagi manusia pada umumnya banyak melakukan kezhaliman, salah, dosa
yang tanpa disadari menjadi bagian dari kemenangan itu.