Agus Miswanto, MA
A. PERISTIWA PADA HARI AKHIR
A. PERISTIWA PADA HARI AKHIR
1. Binasanya Makhluk-Makhluk Hidup dan Hancurnya Alam Semesta:
Tentang bagaimana terjadinya peristiwa kiamat itu, Bey Arifin dalam bukunya Hidup Sesudah Mati menggambarkan sebagai berikut: “Di kala keadaan manusia di puncak kebobrokan, kerusakan, kekufuran, dan kekejaman itu, lalu Allah memerintahkan Malaikat Israfil meniup sangkakala atau terompet. Terompet besar yang berbunyi terdengar dari timur sampai barat, bahkan sampai ke ruang angkasa luar sekali pun. Di saat itu bumi bergoncang sehebat-hebatnya, gunung-gunung beterbangan meletus manjadi abu, air lautan bergulung-gulung. Terjadi letusan demi letusan, di bumi, langit dan di mana saja. Terjadi kilat yang luar biasa tajamnya sehingga membutakan segala mata. Hati dan jantung berdebar dan remuk, mata terpejam ketakutan.
Terjadilah kematian total yang serentak bagi segala makhluk hidup dan makhluk seluruhnya. Mati semua manusia, mati semua malaikat, mati semua jin dan iblis, mati semua binatang dan tumbuh-tumbuhan. Mati semua bintang dan planet (tidak beredar lagi), mati semua angin (tidak berhembus lagi), mati semua air dan lautan, tidak ada riak dan gelombang lagi. Mati segala-galanya. Yang tetap hidup adalah Zat Allah Yang Maha Hidup dan tidak akan mati-mati selamanya. Dan yang terakhir mati adalah malaikat Israfil yang meniup terompet dan kemudian Malaikat Maut sendiri.”
Tentang kehancuran alam semesta, kematian semua makhluk dan tiupan terompet Malaikat Israfil, Al-Qur’an menyebutkan antara lain:
إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا(1)وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا(2)وَقَالَ الْإِنْسَانُ مَا لَهَا
Apabila bumi digoncangkan dengan goncangannya (yang dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung) nya, dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (jadi begini)?", (QS al-Zalzalah (99): 1-3)
الْقَارِعَةُ(1)مَا الْقَارِعَةُ(2)وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْقَارِعَةُ(3)يَوْمَ يَكُونُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوثِ(4)وَتَكُونُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوشِ
“Hari Kiamat, apakah hari Kiamat itu? Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu? Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran, dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.” (QS Al-Qari’ah (101): 1-5)
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ
“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).” (QS az-Zumar (39): 68)
2. Kebangkitan: Setelah tiupan terompet Malaikat israfil yang kedua dibangkitanlah seluruh manusia dari kematianya. Nyawa dikembalikan ke jasad masing-masing. Disamping itu dihidupkan pula Jin, iblis dan malaikat. Menurut sebagaian ulama juga dihidupkan kembali beberapa macam binatang dan tumbuh-tumbuhan. Inilah yang disebut dengan al-ba’ats atau kebangkitan.
ثُمَّ إِنَّكُمْ بَعْدَ ذَلِكَ لَمَيِّتُونَ(15)ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تُبْعَثُونَ
“Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.” (QS al-Mu’minun: 15-16)
3. Padang Mahsyar: Setelah kebangkitan, semua umat manusia akan berkumpul di padang Mahsyar menunggun perhitungan (hisab) amal perbuatan mereka di dunia. Pada waktu itu keadaan manusia akan berbeda-beda sesuai dengan perbedaan amalnya di dunia.
وَيَوْمَ نُسَيِّرُ الْجِبَالَ وَتَرَى الْأَرْضَ بَارِزَةً وَحَشَرْنَاهُمْ فَلَمْ نُغَادِرْ مِنْهُمْ أَحَدًا(47)وَعُرِضُوا عَلَى رَبِّكَ صَفًّا لَقَدْ جِئْتُمُونَا كَمَا خَلَقْنَاكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ بَلْ زَعَمْتُمْ أَلَّنْ نَجْعَلَ لَكُمْ مَوْعِدًا
“Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan melihat bumi itu datar dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak Kami tinggalkan seorangpun dari mereka. Dan mereka akan dibawa ke hadapan Tuhanmu dengan berbaris. Sesungguhnya kamu datang kepada Kami, sebagaimana Kami menciptakan kamu pada kali yang pertama; bahkan kamu mengatakan bahwa Kami sekali-kali tidak akan menetapkan bagi kamu waktu (memenuhi) perjanjian. (QS al-Kahfi: 47-48).
وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ كَأَنْ لَمْ يَلْبَثُوا إِلَّا سَاعَةً مِنَ النَّهَارِ يَتَعَارَفُونَ بَيْنَهُمْ قَدْ خَسِرَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِلِقَاءِ اللَّهِ وَمَا كَانُوا مُهْتَدِينَ
"Dan (ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di dunia) hanya sesaat saja di siang hari (di waktu itu) mereka saling berkenalan. Sesungguhnya rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah dan mereka tidak mendapat petunjuk”. (QS Yunus: 45-46)
4. Hisab (Perhitungan): Perhitungan akan dilaksanakan sesuai dengan isi “kitab” yang mencatat seluruh amalan seseorang di dunia. Cara menyerahkan kitab kepada masing-masing orang berbeda, ada yang menerima dari kanan dan depan, dan ada yang dari kiri dan belakang. Perbedaan tersebut mengisyaratkan perbedaan “nasib”nya di akhirat.
فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ g فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًاgوَيَنْقَلِبُ إِلَى أَهْلِهِ مَسْرُورًاgوَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ وَرَاءَ ظَهْرِهِgفَسَوْفَ يَدْعُو ثُبُورًاgوَيَصْلَى سَعِيرًا
“Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka dia akan berteriak: "Celakalah aku". Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). Sesungguhnya dia dahulu (di dunia) bergembira di kalangan kaumnya (yang sama-sama kafir). (QS al-Insyiqaq: 7-13)
5. Mizan: Mizan adalah alat untuk mengukur. Yang dimaksudkan di sini adalah mizan yang sesungguhnya (hakiki) yang dipasang untuk menimbang amal manusia sesudah selesai hisab, penetapan amal dan penyodoranya kepada anak Adam.
وَالْوَزْنُ يَوْمَئِذٍ الْحَقُّ فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَgوَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ بِمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَظْلِمُونَ
“Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), maka barangsiapa berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami. (QS al-A’raf: 8-9)
َمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَgوَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ فِي جَهَنَّمَ خَالِدُونَ
“Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan) nya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan. Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam”. (QS Al-Mu’minun: 102-103)
فَأَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُgفَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍgوَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُgفَأُمُّهُ هَاوِيَةٌgوَمَا أَدْرَاكَ مَا هِيَهْgنَارٌ حَامِيَةٌ
“Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan) nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan) nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas. (QS al-Qari’ah: 6-11)
6. Shirath: Setelah hisab dan wazn (mizan) semua orang akan melalui shirath (jembatan) yang terbentang di atas neraka jahanam. Semua manusia tanpa kecuali, termasuk para nabi dan rasul akan melalui jembatan tersebut. Barang siapa yang berjalan secara lurus (istiqamah) di jalan Allah di dunia (Islam), maka dia akan berjalan pula dengan lurus (selamat) melewati jembatan tersebut. Sulit dan mudahnya seseorang melewati jembatan itu tergantung pada kualitas amalnya.
وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّاgثُمَّ نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا
“Dan tidak ada seorangpun daripadamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut”. (QS Maryam: 71-72)
7. Syafa’at: Syafaat secara bahasa artinya menggabungkan atau mengumpulkan sesuatu, wasilah (perantara) dan thalab (permintaan). Sedangkan secara istilah, syafaat diartikan dengan meminta kebaikan untuk orang lain (sual al-khair lil-ghair). Termasuk syafaat adalah do’a sesorang untuk saudaranya dan permohonannya kepada Allah agar menuntun saudaranya kepada kebenaran, atau menjauhkanya dari marabahaya, atau agar mengampuni segala dosanya, baik dilakukan di dunia dari orang hidup untuk orang yang meninggal maupun pada hari kiamat nanti.
Diriwayatkan dalam banyak hadis, bahwa keadaan di padang Mahsyar itu sangat sulit, sangat panas, dan msing-masing mengurus dirinya sendiri. Semua ingin cepat terbebas dari situasi Mahsyar, ingin cepat-cepat dihisab dan diberi keputusan, apakah akan masuk surga atau masuk neraka. Pada saat itulah mereka datang kepada para nabi dan rasul terdahulu, tapi semua menolak. Akhirnya mereka sampai kepada rasulullah SAW, barulah beliau yang bersedia memintakan kepada Allah agar segera diadakan putusan dan penetapan antara seluruh makhluk, agar mereka cepat terbebas dari kesengsaraan yang diderita di padang Mahsyar.
Syafaat merupakan satu sebab dari sekian sebab yang membuat Allah berbelas kasihan kepada orang yang dikasihi dari hamba-Nya. Maka yang berhak mendapatkan syafaat adalah ahli tauhid, dan yang terhalang adalah ahli syirik (QS an-Nisa: 48 dan 116). Untuk mendapatkan syafa’at dari sisi Allah swt harus memenuhi beberapa syarat, yaitu:
1. Izin Allah kepada syafi’ (orang yang memberi syafa’at) untuk memberikan syafaatnya. Ini berdasarkan pada QS al-baqarah (2): 255, Thaha: 109, Saba’: 23, an-Najm: 2.
مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ
“Tiada yang dapat memberi syafa`at di sisi Allah tanpa izin-Nya. (QS al-Baqarah (2): 255)
2. Allah ridha terhadap orang yang akan diberikan syafaat. Dan ridha Allah tidak dapat diperoleh kecuali dengan mengikuti perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
وَلَا يَشْفَعُونَ إِلَّا لِمَنِ ارْتَضَى وَهُمْ مِنْ خَشْيَتِهِ مُشْفِقُونَ
“Dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridhai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya”. (QS al-Anbiya: 28)
مَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ حَمِيمٍ وَلَا شَفِيعٍ يُطَاعُ
“Orang-orang yang zalim tidak mempunyai teman setia seorangpun dan tidak (pula) mempunyai seorang pemberi syafa`at yang diterima syafa`atnya.” (QS Ghafir: 18)
B. SURGA DAN NERAKA
Setelah penimbangan dan melalui shirath maka setiap orang akan merasakan pembalasan dari Allah swt sesuai dengan hasil penimbangannya. Sebagaimana yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa siapa yang amal kebaikannya lebih berat dari amal kejahatanya maka dia akan langsung masuk surga tanpa harus merasakan dulu siksaan Allah swt di neraka. Sebaliknya siapa yang amal kejahatanya lebih banyak dari amal kebajikanya dia akan masuk neraka (QS al-Qariah (101): 6-9). Kalau dia orang beriman, tidak mempersekutukan Allah swt maka setelah masa hukumanya habis di neraka dia akan dikeluarkan dan dimasukan ke dalam surga (HR Bukhari, Muslim, dan Nasa’I). Sebaliknya bagi orang-orang kafir, orang-orang musyrik, mereka akan kekal di dalam neraka untuk selama-lamanya. Sedangkan orang-orang yang beriman yang berada di surga, mereka akan kekal di surga buat selama-lamanya (QS al-Bayyinah (98): 6-8).
1. Neraka
Ada beberapa nama neraka yang disebutkan di dalam al-Qur’an, yaitu:
1) Hawiyah:Hawiyah adalah suatu jurang yang amat dalam dan barang siapa yang jatuh di situ pasti tidak dapat kembali naik ke atas. Tentang neraka ini Allah berfirman:
وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُgفَأُمُّهُ هَاوِيَةٌgوَمَا أَدْرَاكَ مَا هِيَهْgنَارٌ حَامِيَةٌ
“Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan) nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas.” (QS al-Qari’ah (101): 8-11).
2) Lazha: Ini difirmankan oleh Allah sebagai berikut:
كَلَّا إِنَّهَا لَظَىgنَزَّاعَةً لِلشَّوَىgتَدْعُوا مَنْ أَدْبَرَ وَتَوَلَّىgوَجَمَعَ فَأَوْعَى
“Sekali-kali tidak dapat. Sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergejolak, Yang mengelupaskan kulit kepala, Yang memanggil orang yang membelakang dan yang berpaling (dari agama). Serta mengumpulkan (harta benda) lalu menyimpannya. (QS al-Ma’arij (70): 15-18).
3) Sa’ir: Ini dijelaskan oleh Allah dalam firmanya:
وَلَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَجَعَلْنَاهَا رُجُومًا لِلشَّيَاطِينِ وَأَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابَ السَّعِيرِ
“Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala. (QS al-Mulk (67): 5).
4) Saqar: Ini terdapat dalam firman Allah swt:
سَأُصْلِيهِ سَقَرَgوَمَا أَدْرَاكَ مَا سَقَرُ gلَا تُبْقِي وَلَا تَذَرُgلَوَّاحَةٌ لِلْبَشَرgعَلَيْهَا تِسْعَةَ عَشَرَ
“Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar. Tahukah kamu apa (neraka) Saqar itu? Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan. (Neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia. Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga).” (QS al-Mudatsir: 26-30)
5) Huthamah: Ini terdapat dalam firman Allah swt:
كَلَّا لَيُنْبَذَنَّ فِي الْحُطَمَةِgوَمَا أَدْرَاكَ مَا الْحُطَمَةُgنَارُ اللَّهِ الْمُوقَدَةُgالَّتِي تَطَّلِعُ عَلَى الْأَفْئِدَةgإِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُؤْصَدَةٌgفِي عَمَدٍ مُمَدَّدَةٍ
“Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke hati. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka, (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang. (QS al-Humazah: 4-9)
6) Jahim: Neraka jahim di dalam al-Qur’an disebut sebanyak 23 kali. Yang tersebar QS Al-baqarah(2): 119, Al-Maidah (5): 10, 86, At-taubah (9): 113, al-Hajj (22): 51, As-Syu’ara’ (26): 91, As-Shaffat (37): 23, 55, 64, 68, 97, 163, Ghafir (40): 7, Ad-Dukhan (44): 47, 56, At-Thur (52): 18, al-hadid (57): 19, al-Haqqah (69): 31, An-Nazi’at (79): 36, 39, at-Takwir (81): 12, al-Muthaffifin (83): 16, dan at-Takatsur (102): 6.
وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ
“Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu adalah penghuni neraka (Jahim)”. (QS Al-Maidah (5): 10).
7) Jahannam: Ini disebut di dalam al-Quran sebanyak 72 kali, yaitu: QS Al-Baqarah (2): 206, Ali Imron (3): 12, 162, 197, An-Nisa’ (4): 93, 97, 115, 140, 169, Al-A’raf (7): 18, 41, al-Anfal (8): 16, 36, 37, at-Taubah (9): 35, 39, 63, 68, 73, 81, 95, 109, Hud (11): 119, Ar-Ra’d (13): 18, Ibrahim (14): 16, 29, al-Hijr (15): 43, an-Nahl (16): 29, al-Isra’ (17): 8, 18, 39, 63, 97, Al-Kahfi (18): 100, 102, 106, Maryam (19): 68, 86, Thaha (20): 74, Al-Anbiya’ (21): 29, 98, al-Mu’minun (23): 103, al-Furqan (25): 34, 65, al-Ankabut (29): 54, 68, as-sajadah (32): 13, Fathir (35): 36, Yasin (36): 63, Shad (38): 56, 85, az-Zumar (39): 32, 60, 71, 72, Ghafir (40): 49, 60, 76, az-Zukhruf (43): 74, al-Jatsiyah (45): 10, al-Fath (48): 6, Qaf (50): 24, at-Thur (52): 13, Ar-Rahman (55): 43, al-Mujiadilah (58): 8, at-Tahrim (66): 9, al-Mulk (67):6, al-Jin (72): 23, an-naba’ (78): 21, al-Buruj (85): 10, dan al-Bayyinah (98): 6.
قُلْ لِلَّذِينَ كَفَرُوا سَتُغْلَبُونَ وَتُحْشَرُونَ إِلَى جَهَنَّمَ وَبِئْسَ الْمِهَادُ
“Katakanlah kepada orang-orang yang kafir: "Kamu pasti akan dikalahkan (di dunia ini) dan akan digiring ke dalam neraka Jahannam. Dan itulah tempat yang seburuk-buruknya". (QS Ali Imron (3): 12).
يَوْمَ يُحْمَى عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوَى بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنُوبُهُمْ وَظُهُورُهُمْ هَذَا مَا كَنَزْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ فَذُوقُوا مَا كُنْتُمْ تَكْنِزُونَ
“Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu".(QS at-Taubah (9): 35).
2. Surga
Jannah atau surga menurut bahasa Arab, berasal dari kata janna yang artinya tersembunyi. Dinamakan demikian karena rahasia surga masih tersembunyi dan tidak diketahui oleh akal, pandagan dan rasa manusia. Dinamakan demikian juga, karena surga itu adalah taman-taman yang indah ditutupi oleh rerimbunan pohon-pohon kenikmatan. Adapun secara istilah surga adalah suatu tempat kediaman atau perumahan yang disediakan oleh Allah swt untuk hamba-hamba-Nya yang bertakwa kepada-Nya, sebagai balasan kepada mereka atas keimanannya yang jujur dan benar serta amal perbuatanya yang salih. Di dalam al-qur’an digunakan banyak nama untuk menyebut surga tersebut, yaitu:
1) Jannatul Ma’wa (Surga Tempat Kembali): Nama surga ini di dalam al-Qur’an disebut sebanyak dua kali, yaitu: QS as-Sajadah: 19 dan An-Najm: 12-15.
أَمَّا الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ جَنَّاتُ الْمَأْوَى نُزُلًا بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, maka bagi mereka surga-surga tempat kediaman, sebagai pahala terhadap apa yang telah mereka kerjakan.(QS as-sajadah: 19)
2) Jannatu ‘Adn (Surga sebagai tempat tinggal yang kekal): Surga ini di dalam al-Quran namanya disebut sebanyak sebelas kali, yaitu: QS At-Taubah (9): 72, Ar-Ra’d (13): 32, An-nahl (16): 31, Al-Kahfi (18): 31, Maryam (19): 61, Thaha (20): 76, Fathir (35): 33, Shad (38): 50, Ghafir (40): 8, As-Shaff (61): 12, dan Al-Bayyinah (98): 8.
وَعَدَ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ أَكْبَرُ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Allah menjanjikan kepada orang-orang yang mu'min lelaki dan perempuan, (akan mendapat) syurga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di syurga `Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar. (QS At-Taubah (9): 72).
3) Jannatul Khuld (Surga yang Kekal): Nama ini di dalam Al-Qur’an disebut dalam QS Al-Furqan: 15
قُلْ أَذَلِكَ خَيْرٌ أَمْ جَنَّةُ الْخُلْدِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ كَانَتْ لَهُمْ جَزَاءً وَمَصِيرًا
"Katakanlah: "Apa (azab) yang demikian itukah yang baik, atau surga yang kekal yang telah dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa?" Dia menjadi balasan dan tempat kembali bagi mereka?"
4) Firdaus (Surga Firdaus)Nama ini disebut di dalam al-Qur’an sebanyak dua kali, yaitu: QS Al-Kahfi: 107 dan QS al-Mu’minun (23): 11.
إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلًا
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal,(QS al-Kahfi: 107)
5) Darus salam (Perumahan Kesejahteraan): Nama ini di dalam a-Qur’an disebut sebanyak dua kali, yaitu: QS al-An’am 127 dan QS Yunus: 25.
لَهُمْ دَارُ السَّلَامِ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَهُوَ وَلِيُّهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Bagi mereka (disediakan) darussalam (surga) pada sisi Tuhannya dan Dialah Pelindung mereka disebabkan amal-amal saleh yang selalu mereka kerjakan”. (QS al-An’am (127).
وَاللَّهُ يَدْعُو إِلَى دَارِ السَّلَامِ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
“Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam)”. (QS Yunus: 25)
6) Darul maqamah (Perumahan Ketenangan): Nama ini di dalam al-Qur’an disebut sekali, yaitu:
الَّذِي أَحَلَّنَا دَارَ الْمُقَامَةِ مِنْ فَضْلِهِ لَا يَمَسُّنَا فِيهَا نَصَبٌ وَلَا يَمَسُّنَا فِيهَا لُغُوبٌ
“Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya; di dalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu".(QS Fathir: 35)
7) Jannatun Na’im (Taman-taman Kenikmatan): Nama ini di dalam al-Qur’an disebut sebanyak delapan kali, yaitu: QS Al-Maidah (5): 65, Yunus (10): 9, al-Hajj (22): 56, as-Syu’ara (26): 85, Luqman (31): 8, As-Shaffat (37): 43, al-Waqi’ah (56): 12, dan al-Qalam (68): 34.
الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ يَهْدِيهِمْ رَبُّهُمْ بِإِيمَانِهِمْ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمُ الْأَنْهَارُ فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka karena keimanannya, di bawah mereka mengalir sungai-sungai di dalam surga yang penuh keni`matan”. (QS Yunus: 9).
8) Maqamun Amin (Kedudukan Sentosa):Nama ini disebutkan dalam al-Qur’an satu kali, yaitu:
ِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي مَقَامٍ أَمِينٍ
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman”. (QS ad-Dukhan: 51)
C. IMAN KEPADA HARI AKHIR
Al-Qur’an memberikan perhatian yang sangat besar terhadap iman kepada Hari akhir. Hal ini terlihat antara lain: Pertama, seringnya disebut langsung iman kepada hari akhir sesudah iman kepada Allah swt, sementara rukun iman yang lain tidak disebutkan secara lengkap. Misalnya: QS Al-baqarah (2): 62, 177. Kedua,banyaknya al-Qur’an menyebut tentang hari akhir dibandingkan dengan masalah-masalah ghaib yang lain. Hampir tiap halaman al-Qur’an dijumpai pembicaraan tentang hari akhir. Ketiga, banyaknya nama-nama hari akhir, yang masing-masing nama menunujukan proses, peristiwa dan keadaan yang terjadi pada hari itu.
Adapun hikmah perhatian al-Qur’an yang besar itu antara lain adalah:
1. Menunjukan betapa pentingnya iman kepada hari akhir itu dalam ajaran Islam. Sebab dengan adanya keimanan terhadap hari akhir seseorang akan disiplin dan berusaha maksimal untuk mematuhi ajaran Allah swt, sebab dia tahu bahwa tidak satupun amal perbuatannya baik lahir maupun batin yang luput dari pencatatan dan perhitungan kelak di akhirat.
2. Dengan adanya pe4nggambaran yang detail tentang surga dan neraka dengan segala kenikmatan dan siksanya, seseorang akan terdorong untuk merasakan kenikmatan itu, dan takut untuk merasakan siksaan. Hal tersebut tentu akan membuatnya selalu ingin melaksanakan kebaikan dan tidak mau melaksanakan kemaksiatan.
3. Dengan seringnya disebutkan masalah iman kepada hari akhir, maka hal itu akan bisa mengingatkan orang-orang yang sering lupa dan lalai dalam kehidupanya karena terpengaruh dengan segala kesenangan hidup di dunia.
4. Dengan menyebutkan masalah hari akhir secara detail diharapkan dapat mematahkan argumentasi para penentangnya atau mematahkan dalil-dalil yang sebenarnya tidak ilmiah dari orang-orang yang tidak percaya dengan adanya hari akhir.
No comments:
Post a Comment